BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Kebutuhan akan bimbingan dan konseling sangat
dipengaruhi oleh factor filosofis, psikologis, social budaya, ilmu pengetahuan
dan teknologi, demokratisasi dalam pendidikan serta perluasan program
pendidikan.
Kemajuan berpikir dan kesadaran
manusia akan diri dan dunianya, telah mendorong terjadinya globalisasi. Situasi
global membuat kehidupan semakin kompetitif dan membuka peluang bagi manusia
untuk mencapai status dan tingkat kehidupan yang lebih baik. Dengan adanya
kondisi global akan mengakibatkan dampak positif dan negative. Untuk mengatasi
masalah tersebut peru dipersiapkan insan dan sumber daya manusia yang bermutu.
Untuk menghasilkan manusia yang bermutu maka diperlukanlah bimbingan agar
mencapai keseimbangan.
Dalam makalah ini akan kami bahas secara jelas
tentangan pengertian, sejarah, fungsi, tujuan, dan asas bimbingan konseling.
Dengan ini kami membuat makalah tersebut diharapkan teman-teman dapat memahami
isi dari makalah yang kami buat.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1. Apa
Pengertian dan sejarah bimbingan konseling?
2. Apa
Fungsi Bimbingan Konseling ?
3. Apa
Tujuan Bimbingan Konseling?
4. Apa
Asas Bimbingan Konseling?
C.
TUJUAN
MASALAH
1. Untuk
mengetahui pengertian dan sejarah bimbingan konseling
2. Untuk
mengetahui fungsi bimbingan Konseling
3. Untuk
mengetahui tujuan bimbingan konseling.
4. Untuk
mengetahui asas bimbingan konseling.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN BIMBINGAN KONSELING
Istilah “bimbingan”
merupakan terjemahan dari kata “Guidance”. Kata “Guidance”. yang kata dasarnya
“Guide” mempunyai beberapa
arti:
a.
Menunjukkan
jalan
b.
Memimpin
c.
Memberikan
petunjuk
d.
Mengatur
e.
Mengarahkan
f.
Memberi nasihat
Istilah “guidance”, juga diterjemahkan dengan
arti bantuan atau tuntunan. Ada juga yang menerjemahkan kata “Guidance” dengan
arti pertolongan. Berdasarkan arti ini, secara etimologis bimbingan berarti
bantuan atau tuntunan; tetapi tidak semua bantuan atau tuntunan yang diberikan
kepada seseorang kepada orang lain berarti bimbingan dalam arti bimbingan dan
konseling. Seorang guru yang membantu siswanya menjawab soal-soal ujian bukan
merupakan suatu bentuk “Bimbingan”. Seorang guru yang memberikan uang untuk
membayar uang sekolah siswanya juga bukan merupakan bimbingan. Bantuan yang
berarti bimbingan konteksnya sangat psikologis.[1]
Dalam pengertian
bimbingan secara terminologi menurut Miller menyatakan bahwa bimbingan
merupakan proses bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman diri dan
pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara
maksimal kepda sekolah, Keluarga, dan masyarakat.
Selanjutnya Surya
menyatakan bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang baik
laki-laki maupun perempuan yang mempunyai pribadi baik dan pendidikan yang
memadai, kepada seseorang atau individu dari setiap umur untuk membantunya
mengembangkan aktivitas-aktivitas hidupnya sendiri, membuat pilihan sendiri,
dan memikul bebannya sendiri.[2]
Konseling (Counseling) merupakan bagian integral
dari bimbingan. Konseling juga merupakan salah satu tekhnik dalam bimbingan.
Konseling merupakan inti dalam bimbingan. Ada yang menyatakan bahwa konseling
merupakan konseling merupakan “jantungnya” bimbingan. Sebagai aktivitas inti
atau jantungnya bimbingan, praktik bimbingan dapat dianggap belum ada jika
tidak dilakukan konseling.
Istilah konseling dulu
diterjemahkan dengan “Penyuluhan”. Penerjemahan penyuluhan atas kata konseling
ternyata menimbulkan kerancauan dan sering menimbulkan salah persepsi. Dalam
praktik pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah, konseling dengan arti
penyuluhan tidak dijalankan seperti hanya penyuluhan di dalam dunia pertanian,
hukum, dan penyuluhan lainnya; di mana banyak orang dikumpulkan selanjutnya
penyuluh memberikan ceramah. Dalam dunia pendidikan (di sekolah), praktik
konseling (yang diterjemahkan penyuluhan) dijalankan dalam suasana hubungan
yang bersifat individu.
Istilah konseling yang
berasal dari bahasa Inggris “counseling”
didlam kamus artinya dikaitkan dengan kata “Counsel”
yang mempunyai beberapa arti yaitu: nasihat, anjuran, dan pembicaraan.
Berdasarkan arti di atas, konseling secara etimologis berarti pemberian
nasihat, anjuran, dan pembicaraan dengan bertukar pikiran.[3]
Menurut mortensen
menyatakan bahwa konseling merupakan proses hubungan antarpribadi di mana orang
yang satu membantu yang lainnya untuk meningkatkan pemahaman dan kecakapan
menemukan masalahnya.
Menurut George dan
Cristiani, konseling merupakan hubungan yang profesional antara konselor
terlatih dengan klien yang bertujuan untuk membantu klien memahami dan belajar
mencapai tujuan yang mereka tentukan sendiri.[4]
Berdasarkan uraian
bimbingan dan konseling di atas secara terintegrasi dapat dirumuskan arti
bimbingan dan konseling sebagai berikut:
Bimbingan dan konseling
merupakan proses bantuan yang diberikan oleh pembimbing (konselor) kepada
individu (konseli) melalui pertemuan tatap muka atau hubungan timbal balik
antara keduanya, supaya konseli mempunyai kemampuan atau kecakapan melihat dan
menemukan masalahnya serta mempunyai kemampuan memecahkan masalahnya sendiri. Atau
proses pemberian bantuan yang sistematis dari pembimbing (konselor) kepada
konseli (siswa) melalui pertemuan tatap muka atau hubungan timbal balik antara
keduanya untuk mengungkap masalah konseli sehingga konseli mempunyai kemampuan
melihat masalah sendiri, mempunyai kemampuan menerima dirinya sendiri sesuai
dengan potensinya, dan mampu memecahkan sendiri masalah yang dihadapinya.[5]
Sejarah tentang
perkembangan potensi individu dapat ditelusuri dari masyarakat yunani kuno.
Mereka menekankan upaya-upaya untuk mengembangkan dan menguatkan individu
melalui pendidikan. Plato dipandang sebagai koselor yunani kuno karena dia
menaruh perhatian besar terhadap masalah-masalah pemahaman psikologis individu,
seperti menyangkut aspek isu-isu moral, pendidikan, hubungan dalam masyarakat
dan teologis.
Menurut Bimo Walgito,
bimbingan dan penyuluhan, yang kemudian saat ini lebih dikenal sebagai
bimbingan dan konseling, merupakan suatu ilmu yang baru bila dibanding dengan
ilmu-ilmu yang lain pada umumnya. Bila kita telusuri, bimbingan dan penyuluhan
itu mulai timbul sekitar permulaan abad ke-20. Gerakan ini mula-mula timbul di
Amerika, yang dipelopori oleh tokoh-tokoh seperti Frank Parsons, Jesse B. Davis,
Eli Wever, John Brewer, dan sebagainya.
Setelah perang dunia
kedua, bimbingan dan Konseling ini lebih menampakkan manfaatnya bagi
masyarakat. Bimbingan dan Konseling banyak bergerak dalam ketentaraan, terutama
untuk mengemabalikan para tentara yang baru datang dari medan pertempuran ke
dalam masyarakat.
Uraian mengenai sejarah
perkembangan bimbingan dan konseling ini
lebih spesifik diungkap oleh Imron Fauzi. Dia menyatakan bahwa gerakan
bimbingan di sekolah mulai berkembang sebagai damapak dari revolusi industri
dan keragaman latar belakang, para siswa yang masuk ke sekolah-sekolah negeri.
Tahun 1898, Jesse B. Davis, seorang konselor di Detroit, mulai memberikan
layanan Konseling, Pendidikan dan pekerjaan di SMA. Pada tahun 1907. Dia
memasukkan program bimbingan di sekolah tersebut.[6]
B.
FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING
Diamabil dari buku penataan pendidikan profesional
konselor dan layanan bimbingan dan konseling dalam jalur pendidikan formal.
Fungsi bimbingan dan konseling diantaranya adalah sebagai berikut:
1.
Fungsi Pemahaman
Yaitu
fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli agar memiliki pemahaman
terhadap dirinya (Konseli) dan lingkungan (pendidikan, pekerjaan, dan
agama).
2.
Fungsi
Fasilitasi
Memberikan
kemudahan kepada konseli mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal,
serasi, selaras dan seimbang seluruh aspek dalam diri konseli.
3.
Fungsi
Penyesuaian
Yaitu
fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli agar dapat menyesuaiakan
diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.
4.
Fungsi
Penyaluran
Yaitu
fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli memilih kegiatan
ekstrakulikuler, jurusan, atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir
atau jabatan yang sesuai minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian yang
lainnya. Dalam melakasanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan
pendidik lainnya didalammaupun di luar lembaga pendidikan.
5.
Fungsi Adaptasi
Yaitu
fungsi membantu para pelaksana pendidikan kepala sekolah/kepala penyelenggara,
konselor, dan tutor untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap latar
belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan konseli.
6.
Fungsi
Pencegahan (Preventif)
Yaitu
fungsi yang diberikan dengan upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi
berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya
tidak dialami oleh konseli.
7.
Fungsi Perbaikan
Yaitu
fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli sehingga dapat
memperbaiki kekeliruan dalam berpikir, berperasaan, dan bertindak
(berkehendak).
8.
Fungsi
Penyembuhan
Yaitu
fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuartif. Fungsi ini berkaitan erat
dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli yang telah mengalami masalah,
baik menyangkut aspek sosial-pribadi, belajar, dan karir.
9.
Fungsi
Pemeliharaan
Yaitu
fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli supaya dapat menjaga diri
dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercapai dalam dirinya.
10. Fungsi Pengembangan
Yaitu
fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi
lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang
kondusif, yang memfasilitasi perkembangan konseli.[7]
C.
TUJUAN BIMBINGAN DAN KONSELING
1.
Tujuan Umum
Tujuan umum dari layanan bimbingan dan konseling
adalah sesuai dengan tujuan pendidikan, sebagaimana dinyatakan dalam
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) tahun 1989 (UU No. 2/1989),
yaitu terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya yang cerdas, beriman, dan
bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, kesehatan Jasmani dan rohani, Kepribadian yang
mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Sesuai dengan pengertian bimbingan dan konseling
sebagai suatu upaya membentuk perkembangan kepribadian siswa secara optimal,
maka secara umum layanan bimbingan dan konseling di SLTP dan SMU haruslah
dikaitkan dengan perkembangan sumber daya manusia. Dalam rangka menjawab
tantangan kehidupan masa depan, yaitu adanya relevansi Program pendidikan
dengan tuntutan dunia kerja atau adanya kaitan dan padanan, maka secara umum
layanan bimbingan dan konseling adalah membantu siswa mengenal bakat, minat,
dan kemapuannya, serta memilih, dan menyesuaiakan diri dengan kesempatan
pendidikan untuk merencanakan karir yang sesuai dengan tuntunan dunia kerja.
2.
Tujuan Khusus
Secara khusus layanan bimbingan dan konseling
bertujuan untuk membantu siswa agar dapat mencapai dan tujuan-tujuan
perkembangan meliputi aspek pribadi-sosial, belajar, dan karir. Bimbingan
pribadi sosial dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas perkembangan
pribadi-sosial dalam mewujudkan pribadi yang takwa, mandiri, dan bertanggung
jawab bimbingan belajar dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas
perkembangan pendidikan. Bimbingan karir dimaksudkan untuk mewujudkan pribadi
pekerja yang produktif.[8]
D.
ASAS-ASAS BIMBINGAN KONSELING
Dalam kamus bahasa Indonesia asas berarti “dasar”.
Tetapi asas dalam Pengertian disini adalah bukan dasar tapi “rukun”. Jadi asas
bimbingan dan konseling berarti rukun yang harus dipegang teguh dan dikuasai
oleh seorang guru pembimbing atau konselor dalam menjalankan pelayanan atau
kegiatan bimbingan dan konseling.
1.
Asas Kerahasiaan
Segala
sesuatu yang dibicarakan klien kepada konselor tidak boleh disampaikan kepada
orang lain, atau lebih-lebih hal atau keterangan yang tidak boleh atau tidak
layak diketahui orang lain.
2.
Asas
Kesukarelaan
Proses
bimbingan dan konseling harus berlangsung atas dasar kesukarelaan, baik dari
pihak si terbimbing atau klien maupun dari pihak konselor.
3.
Asas Keterbukaan
Dalam
pelaksanaan bimbingan konseling sangat diperlukan suasana keterbukaan, baik
keterbukaan dari konselor maupun keterbukaan dari klien.
4.
Asas Kekinian
Masalah
individu yang ditanggulangi ialah masalah-masalah yang sedang dirasakan bukan
masalah yang sudah lampau, dan juga bukan masalah yang mungkin akan dialami
dimasa yang akan datang. Apabila ada itu hanyalah merupakan latar belakang dari
masalah yang dihadapi sekarang sehingga masalah yang sedang dialami dapat
terselesaikan.
5.
Asas Kemandirian
Pelayanan
bimbingan dan konseling bertujuan menjadikan si terbimbing dapat berdiri sendiri, tidak tergantung kepada
orang lain atau tergantung pada konselor.
6.
Asas Kegiatan
Usaha
bimbingan dan konseling tidak akan memberikan buah yang berarti bila klien
tidak melakukan sendiri kegiatan dalam mencapai tujuan bimbingan dan konseling.
7.
Asas Kedinamisan
Usaha
pelayanan bimbingan dan konseling menghendaki terjadinya perubahan pada diri
klien, yaitu perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik.
8.
Asas Keterpaduan
Pelayanan
bimbingan dan konseling berusaha memadukan sebagai aspek kepribadian Klien. Sebagaimana
diketahui individu memiliki berbagai aspek kepribadian yang kalau keadaanya
tidak seimbang, serasi dan terpadu justru akan menimbulkan masalah.
9.
Asas
Kenormatifan
Usaha
bimbingan dan konseling tidak boleh bertentangan dengan norma-norma yang
berlaku, baik ditinjau dari norma agama, norma adat, norma hukum, maupun kebiasaan
sehari-hari.
10. Asas Keahlian
Usaha
bimbingan konseling perlu dilakukan asas keahlian secara teratur dan sistematik
dengan menggunakan prosedur, tekhnik dan alat (instrumentasi bimbingan dan
konseling) yang memadai. Untuk itu para konselor perlu mendapat latihan
secukupnya, sehingga denga itu akan dapat dicapai keberhasilan usaha pemberian
layanan.
11. Asas Alih Tangan
Dalam
pemberian layanan bimbingan dan konseling, asas alih tangan jika konselor sudah
mengarahkan segenap kemampuannya untuk membantu individu, namun individu yang
bersangkutan belum dapat terbantu sebagaiamana yang diharapkan, maka konselor
dapat mengirim individu tersebut kepada petugas atau badan yang lebih ahli.[9]
12. Asas Tutwuri Handayani
Yaitu asas
bimbingan dan konseling yang menghendaki agar layanan secara keseluruhan dapat
menciptakan suasana yang mengayomi, mengembangkan ketauladanan, memberikan
rangsangan dan dorongan, serta kesempatan yang seluas-luasnya kepada peserta
didik untuk maju.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Bimbingan dan konseling merupakan proses pemberian
bantuan yang sistematis dari pembimbing (konselor) kepada konseli (siswa)
melalui pertemuan tatap muka atau hubungan timbal balik antara keduanya untuk
mengungkap masalah konseli sehingga konseli mempunyai kemampuan melihat masalah
sendiri, mempunyai kemampuan menerima dirinya sendiri sesuai dengan potensinya,
dan mampu memecahkan sendiri masalah yang dihadapinya.
Fungsi bimbingan dan konseling diantaranya :
1.
Fungsi pemahaman
2.
Fungsi
Fasilitasi
3.
Fungsi
Penyesuaian
4.
Fungsi
Penyaluran
5.
Fungsi Adaptasi
6.
Fungsi
Pencegahan
7.
Fungsi Perbaikan
8.
Fungsi
Penyembuhan
9.
Fungsi
Pemeliharaan
10. Fungsi Pengembangan
Asas-asas
bimbingan dan Konseling diantaranya :
1.
Asas kerahasiaan
2.
Asas
Kesukarelaan
3.
Asas Keterbukaan
4.
Asas Kegiatan
5.
Asas Kemandirian
6.
Asas Kekinian
7.
Asas Kedinamisan
8.
Asas Keterpaduan
9.
Asas Kenormatifan
10. Asas Keahlian
11. Asas Alih
Tangan
12. Asas Tutwuri
Handayani
B.
SARAN
Dari
penjelasan kami di atas kami menyadari masih banyak hal yang belum
terselesaikan dalam makalah ini. Kami menyadari akan keterbatasan dan
kekurangan baik dalam penulisan, pemahaman, dan sumber rujukan. Oleh karena
itu, kami berharap semoga hal-hal yang belum terselesaikan dalam makalah ini
dapat diselesaikan oleh pemakalah lain dan kami membuka kritik dan saran yang
sifatnya membangun.
DAFTAR PUSTAKA
Priyatno dan Erman Anti. 1999. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta. Rineka Cipta
Salahudin, Anas. 2010. Bimbingan dan Konseling. Bandung. Bandung.
Pustaka Setia
Sutirna. 2013. Bimbingan dan konseling. Yogyakarta. Andi Offset
Tohirin. 2013. Bimbingan dan Koseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta.
RajaGrafindo Persada
Ketut Sukardi, Dewa. 2000. Pengantar pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling.
Jakarta. Rineka cipta
[1]
Tohirin, Bimbingan
Dan Konseling Di Sekolah Dan Madrasah, RajaGrafindo persada,
Jakarta, 2013, hlm. 16
[2] Ibid., hlm. 17
[5] Ibid., hlm. 25-26
[6] Anas Salahudin, Bimbingan dan Konseling, Pustaka Setia,
Bandung, 2010, hlm. 27-29
[7] Sutirna, Bimbingan dan Konseling, Andi Offset, Yogyakarta, 2013, hlm. 21-24
[8]
Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program
Bimbingan Dan Konseling, Rineka Cipta, Jakarta, 2000, hlm, 28-29
[9] Priyatno dan Erman Anti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling,
Rineka Cipta, Jakarta, 1999, 115-120
1 komentar:
Gabung sekarang di Situs Anapoker, Dan dapatkan bonus Chips Untuk setiap New member baru yang mendaftarkan Diri anda..
FREEBET DAN FREECHIP DARI Anapoker KHUSUS MEMBER BARU BONUS DEPOSIT SEBESAR 10%
Contact Anapoker Sekarang juga
Whatsapp : 0852 2255 5128
Line ID : agenS1288
Telegram : agenS128
Promo Bonus Untuk Member Baru AgenS128, Casino IDNLive :
Freebet Casino Online
sbobet alternatif
Freebet Casino Online Terbaru IDN Live
link sbobet
sabung ayam online
adu ayam
casino online
sabung ayam bangkok
ayam laga birma
poker deposit pulsa
deposit pulsa poker
deposit pulsa
deposit pulsa
deposit pulsa
Posting Komentar