Rabu, 10 Mei 2017

HADIST TENTANG ILMU PENGETAHUAN DAN KEUTAMAAN ORANG YANG BERILMU

Makalah Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Hadist Tarbawi
Dosen Pengampu : In'ami, M.Ag


Disusun Oleh:
Kelompok 1

1.      Halimi                         (1310110007)
2.      Imam Kharomain        (1310110118)
3.      Ahmad Muhtar            (1310110119)
4.      Nusrotul Auliya          (1310110310)



SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TAHUN 2016
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Ilmu pengetahuan adalah sebaik-baik sesuatu yang disukai, sepenting-penting sesuatu yang dicari dan merupakan sesuatu yang paling bermanfaat, dari pada selainnya. Kemuliaan akan didapat bagi pemiliknya dan keutamaan akan diperoleh oleh orang yang memburunya.
Islam memiliki perhatian yang sangat besar terhadap ilmu pengetahuan. AlQuran dan Hadis sebagai pedoman umat Islam banyak sekali mendiskripsikan tentang ilmu pengetuan serta pentingnya memperoleh ilmu baik dengan membaca, menganalisa maupun menuliskannya (mengamalkannya).
Setiap proses dalam mendapatkan ilmu pengetahuan amatlah berharga dalam pandangan Islam, karenanya beberapa ayat dalam AlQuran menjelaskan tentang pentingnya hal ini, sehingga hasil dan manfaat yang amat besar akan diperoleh manusia yang berilmu baik dalam kehidupannya didunia (bermasyarakat) maupun diakhirat kelak,sebagaimana firmanNya dalam Q.S Al-Mujadalah: 11, yang artinya “Allah akan meninggikan orang – orang yang beriman diantara kamu dan orang – orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”. Oleh karena itu, Islam memandang bahwa menuntut ilmu itu sangat penting bagi kehidupan dunia maupun akhirat.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Hadist Tentang Ilmu Pengetahuan dan Keutamaan Orang berilmu?
2.      Bagaimana Terjemah Hadist tentang Ilmu Pengetahuan dan Keutamaan orang berilmu?
3.      Bagaimana Pembahasan Hadist-hadist yang Menjelaskan Tentang Ilmu Pengetahuan dan keutamaan orang Berilmu?

BAB II
PEMBAHASAN
A.     Hadist Tentang Ilmu Pengetahuan dan Keutamaan Orang Berilmu
1.       Perumpamaan Mengajarkan Ilmu
 حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ قَالَ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ أُسَامَةَ عَنْ بُرَيْدِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ أَبِي بُرْدَةَ عَنْ أَبِي مُوسَى عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَثَلُ مَا بَعَثَنِي اللَّهُ بِهِ مِنْ الْهُدَى وَالْعِلْمِ كَمَثَلِ الْغَيْثِ الْكَثِيرِ أَصَابَ أَرْضًا فَكَانَ مِنْهَا نَقِيَّةٌ قَبِلَتْ الْمَاءَ فَأَنْبَتَتْ الْكَلَأَ وَالْعُشْبَ الْكَثِيرَ وَكَانَتْ مِنْهَا أَجَادِبُ أَمْسَكَتْ الْمَاءَ فَنَفَعَ اللَّهُ بِهَا النَّاسَ فَشَرِبُوا وَسَقَوْا وَزَرَعُوا وَأَصَابَتْ مِنْهَا طَائِفَةً أُخْرَى إِنَّمَا هِيَ قِيعَانٌ لَا تُمْسِكُ مَاءً وَلَا تُنْبِتُ كَلَأً فَذَلِكَ مَثَلُ مَنْ فَقُهَ فِي دِينِ اللَّهِ وَنَفَعَهُ مَا بَعَثَنِي اللَّهُ بِهِ فَعَلِمَ وَعَلَّمَ وَمَثَلُ مَنْ لَمْ يَرْفَعْ بِذَلِكَ رَأْسًا وَلَمْ يَقْبَلْ هُدَى اللَّهِ الَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ
2.       Respon Terhadap Majlis Ilmu
 عَنْ أَبِيْ وَاقِدٍ اَلْلَيْشِيِ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَمَا هُوَ جَا لِسٌ فِيْ الْمَسْجِدِ وَالنَّاسُ مَعَهُ اِذْ أَقْبَلَ ثَلَاثَةُ نَفَرٍ فَأَقْبَلَ اِثْنَانِ اِلى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَذَهَبَ وَاحِدٌ قَالَ فَوَقَفَ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَمَّا أَحَدُهُمَا فَرَأَى فُرْجَةً فِيْ الْحَلْقَةِ فَجَلَسَ فِيْهَا وَأَمَّا الْا خَرُ فَجَلَسَ خَلْفَهُمْ وَأَمَّا الثّاَلِثُ فَأَدْبَرَ ذَاهِبًا فَلَمَّا فَرَغَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَلَا أُخْبِرُكُمْ عَنِ النَّفَرِ الثَّلَاثَةِ أَمَّا أَحَدُهُمْ فَأَوَى اِلَى اللهِ فَأَواهُ اللهُ وَأَمَّا الْاَ خَرُ فَاسْتَحْيَاَ فَاسْتَحْيَا اللهُ مِنْهُ وَأَمَّا الْا خَرُ فَأَعْرَضَ فَأَعْرَضَ اللهُ عَنْهُ (رواه البخاري و مسلم)
3.       Kelebiahan orang yang berilmu dari pada orang yang ahli ibadah
 عَنْ اَبِى الدَّرْدَاءَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: فَضْلُ العَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ عَلَى سَائِرِ الَكَوَاكِبِ, وَاِنَّ الْعُلَمَاءِ وَرَثَةُ الاَنْبِيَاءِ لَمْ يُوَرِّثُوْا دِيْنَارًا وَلاَ دِرْهَمًا اِنَّمَا وَرَثُوْا الْعِلْمَ فَمَنْ اَخَذَهُ اَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ. - رواه ابو داود والترمذي
B.      Terjemah Hadist Tentang Ilmu Pengetahuan dan Keutamaan Orang Berilmu
1.       Telah menceritakan kepada kami muhammad bin ‘Ala’, telah menceritakan kepada kami Hammad bin Usammah dari buraid bin Abdullah, dari Abu Burdah dari Abu Musa dari Nabi SAW, beliau bersabda: “perumpamaan petunjuk dan ilmu yang Allah mengutusku dengan membawanya seperti hujan yang lebat yang mengenai tanah. Diantara tanah itu ada jenis tanah yang mampu menyerap air sehingga dapat menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan rerumputan yang banyak. Dan diantaranya ada tanah yang keras lalu menahan air (menggenang) sehingga dapat diminum oleh manusia, memberi minum hewan ternak dan untuk menyiram tanaman. Dan yang lain ada permukaan tanah yang berbentuk lembah yang tidak dapat menahan air dan menumbuhkan tanaman. Perumpamaan ini adalah seperti orang yang faham agama Allah dan dapat memanfaatkan apa yang aku diutus dengannya dia mempelajarinya dan mengajarkannya, dan juga perumpamaan orang yang tidak dapat mengangkat derajat dan menerima hidayah Allah. Dengan apa aku diutus dengannya.”[1]
2.       Dari Abu Waqid Al-Laitsi, bahwa Rasulullah SAW ketika sedang duduk bermajelis di masjid bersama para sahabat datanglah tiga orang. Yang dua orang menghadap Nabi saw dan yang seorang lagi pergi, yang dua orang terus duduk bersama Nabi saw dimana satu diantaranya nampak berbahagia bermajelis bersama Nabi saw sedang yang kedua duduk di belakang mereka, sedang yang ketiga berbalik pergi, setelah Rasulullah saw. selesai bermajelis, beliau bersabda: “Maukah kalian aku beritahu tentang ketiga orang tadi?” Adapun seorang diantara mereka, dia meminta perlindungan kepada Allah, maka Allah lindungi dia. Yang kedua, dia malu kepada Allah, Maka Allah pun malu kepadanya. Sedangkan yang ketiga berpaling dari Allah maka Allah pun berpaling darinya”.[2]
3.       "Dari Abu Darda: Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: Kelebihan seorang alim dari seorang abid (orang yang suka beribadah) seperti kelebihan bulan pada bintang-bintang, dan sesungguhnya para ulama itu pewaris nabi-nabi, mereka tidak mewariskan dinar (uang), tetapi mewarisi ilmu, siapa yang mengambilnya maka ambillah dengan bagian yang cukup." (H.R. Abu Daud dan Tirmidzi).




C.     PEMBAHASAN
Pembahasan Hadist yang pertama, Hadist diatas menjelaskan tentang:
1.       Perumpamaan orang yang faham agama (orang yang berilmu pengetahuan) lalu memanfaatkannya.
2.       Perumpamaan orang yang belajar (peserta didik) dan mengerjakan ilmu (Pendidik).
3.       Perumpamaan orang yang tidak dapat mengangkat derajatnya karena tidak berilmu pengetahuan dan tidak menerima hidayah Allah, walau telah ada ajaran Nabi saw.[3]
Pembahasan Hadist yang kedua, hadist menjelaskan mengenai etika dalam belajar atau menuntut ilmu. Menuntut ilmu itu dimulai dengan niat, karena niat itu akan menentukan hasil suatu pekerjaan. Dalam menuntut ilmu hendaklah dengan niat mengharap Ridha Allah. Dalam hadist lain disebutkan akan pentingnya berniat menuntut ilmu. Diantara pelajaran penting dari berniat menuntut ilmu ialah:
1.       Dalam menuntut ilmu hendaklah berniat mengharap ridha Allah.
2.       Niat menentukan hasil dari amal seseorang.
3.       Menuntut ilmu haruslah dengan hati yang ikhlas, agar ilmu tersebut dapat ridha Allah dan manfaat.
4.       Sikap orang yang belajar (peserta didik) hendaknya menghormati dan menghargai orang yang mengajar (pendidik).
Seorang yang sedang belajar atau peserta didik setidaknya mempunyai dua sikap, yaitu sikap sebagai pribadi dan sikap sebagai penuntut ilmu (peserta didik). Sebagai pribadi seorang murid harus bersih hatinya dari kotoran dan dosa, agar mudah menangkap pelajaran, menghafal dan mengamalkannya.
Sebagai murid atau peserta didik seorang murid haruslah bersikap rendah hati pada ilmu dan guru (pendidik), selalu berusaha menjaga keridhaan pendidiknya, karena keridhaan pendidik sangat berpengaruh dengan berkat tidaknya ilmu yang diberikan oleh seorang pendidik.[4]   
Ilmu adalah isim masdar dari ‘alima yang berarti mengetahui, mengenal, merasakan, dan menyakini. Secara istilah, ilmu ialah dihasilkannya gambaran atau bentuk sesuatu dalam akal.
Ilmu adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segala kenyataan dalam alam manusia. Ilmu bukan sekedar pengetahuan tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu.[5]
Karena pentingnya ilmu dan banyaknya faidah yang terkandung di dalamnya, para ulama menyimpulkan bahwa menuntut ilmu adalah wajib, sesuai dengan jenis ilmu yang akan dituntut. Inilah hukum dasar menuntut ilmu, berdasarkan sabda Rasulullah SAW:
طلب العلم فريضة على كل مسلم ومسلمة
Artinya:  “Menunut ilmu hukumnya wajib bagi orang islam laki-laki dan orang islam perempuan”.
Peranan ilmu pengetahuan dalam kehidupan seseorang sangat besar, dengan ilmu pengetahuan, derajat manusia akan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.
Dalam ayat lain Allah berfirman:

يَرْفَعِ اللهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ (المجادلة: 11

Artinya:  “Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al-Mujadilah: 11)

Ibnu ‘Abbas ketika menafsirkan ayat ini mengatakan bahwa derajat para ahli ilmu dan orang mukmin yang lain sejauh 700 derajat. Satu derajat sejauh perjalanan 500 tahun.[6]
Rasulullah bersabda tentang keutamaan menuntut ilmu sebagai berikut :
مَن سَلَكَ طَرْيقًا َيلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ طَرِيْقًا ِإلىَ اْلجَنَّةِ (رواه مسلم
Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga (HR Muslim)[7]
Hadits di atas memberi gambaran bahwa dengan ilmulah surga itu akan didapat. Karena dengan ilmu orang dapat beribadah dengan benar kepada Allah Swt dan dengan ilmu pula seorang muslim dapat berbuat kebaikan. Oleh karena itu orang yang menuntut ilmu adalah orang yang sedang menuju surga Allah.[8]
Mencari ilmu itu wajib, tidak mengenal batas tempat, dan juga tidak mengenal batas usia, baik anak-anak maupun orang tua. Kewajiban menuntut ilmu dapat dilaksanakan di sekolah, pesantren, majlis ta’lim, pengajian anak-anak, belajar sendiri, penelitian atau diskusi yang diselenggrakan oleh para remaja mesjid.
Begitu banyak ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits yang menunjukkan keutamaan orang-orang yang berilmu.
Firman Allah swt dalam Al qur'an :
 شَهِدَ ٱللَّهُ أَنَّهُۥ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ وَٱلْمَلَٰٓئِكَةُ وَأُو۟لُوا۟ ٱلْعِلْمِ قَآئِمًۢا بِٱلْقِسْطِ

"Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu)". QS. Ali Imran 18.
Dari ayat tersebut kita mengetahui bagaimana kedudukan orang yang berilmu. Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa Allah SWT memulai dengan menyebut diriNya sendiri kemudian malaikat baru orang yang berilmu. Maka cukup kiranya dengan ini buat kita pertanda kelebihan kejelasan dan ketinggian orang-orang yang berilmu.
Pada ayat lain Allah swt berfirman :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا۟ فِى ٱلْمَجَٰلِس فَٱفْسَحُوا۟ يَفْسَحِ ٱللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ ٱنشُزُوا۟ فَٱنشُزُوا۟ يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَٰتٍۢ ۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌۭ

"Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majelis", maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-mujaadilah: 11)















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang utama, mulia dan penting. Oleh sebab itu semua harus menyadari tentang hal ini, untuk membentuk keshalehan individu dan keshalehan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan ilmu pengetahuan, derajat manusia akan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.
Firman Allah dalam al-Qur’an, hadits-hadits Rasulullah, sebagaimana dipaparkan di atas adalah bukti kongkrit akan keutamaan, kemulian dan pentingnya ilmu bagi seluruh sendi kehidupan. Ia adalah kunci bagi kebahagiaan dan keselamatan di dunia dan akhirat.








DAFTAR PUSTAKA
Suryani. 2012. Hadist Tarbawi (Analisis Paedagogis dan Hadist-Hadist Nabi).Yogyakarta: Teras
Abdullah Haidir, 2010, Hadist Arbain, Penerbit Indiva Pustaka, Surakarta.
Al-Ghazali, Ihya’ Ulum al-Din, Beirut: Darul Ma’rifah, tt, vol. 1.
Drs. Loekisno Choiril Warsito, M.Ag dkk, 2012, pengantar filsafat, IAIN Sunan Ampel Press, Surabaya.


[1] Dra. Suryani , M.Ag, Hadist Tarbawi(Analisis Paedagogis dan Hadist-Hadist Nabi, Teras, Yogyakarta, 2012, hal. 45
[2] Ibid., hal. 59
[3] Ibid., hal. 46
[4] Ibid., hal. 60
[5] Drs. Loekisno Choiril Warsito, M.Ag dkk, pengantar filsafat, IAIN Sunan Ampel Press, Surabaya, 2012, hal. 38
[6] Al-Ghazali, Ihya’ Ulum al-Din, Beirut: Darul Ma’rifah, tt, vol. 1 hlm. 5
[7] Abdullah Haidir, Hadist Arbain, Penerbit Indiva Pustaka, Surakarta, 2010, hal. 160
[8] Ibid, hal. 162

1 komentar:

xenadiana mengatakan...

Gabung sekarang di Situs Anapoker, Dan dapatkan bonus Chips Untuk setiap New member baru yang mendaftarkan Diri anda..

FREEBET DAN FREECHIP DARI Anapoker KHUSUS MEMBER BARU BONUS DEPOSIT SEBESAR 10%

Contact Anapoker Sekarang juga
Whatsapp : 0852 2255 5128
Line ID : agenS1288
Telegram : agenS128

Promo Bonus Untuk Member Baru AgenS128, Casino IDNLive :
Freebet Casino Online

sbobet alternatif

Freebet Casino Online Terbaru IDN Live

link sbobet

sabung ayam online

adu ayam

casino online

sabung ayam bangkok

ayam laga birma

poker deposit pulsa

deposit pulsa poker

deposit pulsa

deposit pulsa

deposit pulsa