Rabu, 25 Mei 2016

MAKALAH PERENCANAAN PENDIDIKAN DENGAN DINAMIKA PERKEMBANGAN MASYARAKAT



BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Tidak dapat kita pungkiri lagi bahwa pendidikan dan dinamika perkembangan masyarakat adalah dua faktor yang saling mempengaruhi. Keduanya mempunyai timbal balik yang tidak dapat dipisahkan. Pendidikan dipengaruhi oleh dinamika perkembangan masyarakat, antara lain keadaan masyarakat yang selalu berubah. Faktor perkembangan masyarakat akan mempengaruhi strategi dalam perencanaan pendidikan. Pendidikan mempengaruhi kehidupan masyarakat dengan memberikan ilmu pengetahuan, keterampilan, budi pekerti dan kerohanian kepada anak didik secara langsung maupun tidak langsung akan menentukan dinamika dan perkembangan di kemudian hari.
Kegiatan pendidikan pada hakikatnya adalah pembangunan manusia dan pembangunan seluruh masyarakat yang maju dan berkepribadian luhur sesuai cita-cita pendiri bangsa. Pendidikan sebagai bagian dari kebudayaan tidak berdiri sendiri, oleh karena itu perencanaan pendidikan perlu mengetahui aspek-aspek dinamika perkembangan masyarakat yang mempunyai hubungan dan peranan dalam pertumbuhan dan perubahan pendidilkan.
Korelasi antara pendidikan dengan dinamika perkembangan masyarakat akan berpengaruh juga dengan strategi perencanaan pendidikan. Oleh karena itu dalam maklah ini akan membahas tentang perencanaan pendidikan dengan dinamika perkembangan masyarakat.
B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa itu perencanaan pendidikan itu?
2.      Bagaimana dinamika perkembangan masyarakat?
3.      Apa Hubungan perencanaan pendidikan dengan Aspek soaial-kemasyarakatan?

BAB II
PEMBAHASAN
A.    PERENCANAAN PENDIDIKAN
Merencanakan pada dasarnya menentukan kegiatan yang hendak dilakukan pada masa depan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengatur berbagai sumber daya agar hasil yang dicapai sesuai dengan yang diharapakan. Perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan jalan dan sumber yang di perlukan untuk mencapai tujuan itu seefesien mungkin. Dalam setiap perencanan selalu terdapat tiga kegiatan yang meskipun dapat dibedakan, tapi tidak dapat dipisahkan antara yang satu dengan yang lainnya dalam proses perencanaan.
Ketiga kegiatan itu adalah (1) perumusan tujuan yang ingin dicapai, (2) Pemilihan program untuk mencapai tujuan itu,(3) Identifikasi dan pengarahan sumber yang jumplahnya selalu terbatas. Perencanaan  merupakan tindakan menetapkan terlebih dahulu apa yang akan dikerjakan, bagaimana mengerjakannya, apa yang harus dikerjakan dan siapa yang mengerjakannya.[1]
Perencanaan membutuhkan data dan informasi agar keputusan yang diambil tidak lepas kaitannya dengan masalah yang dihadapi pada masa yang akan datang, di mana keputusan keputusan efektif dilaksanakan.
Itulah sebabnya berdasarkan kurun waktunya dikenal perencanaan tahunan atau rencana pendek (kurang dari lima tahun), rencana jangka menengah atau sedang (lima sampai sepuluh tahun) dan rencana jangka panjang (di atas sepuluh tahun). Dengan demikian, yang dimaksud dengan perencanaan pendidikan adalah keputusan yang diambil untuk melakukan tindakan selama waktu tertentu (sesuai jangka waktu perencanaan) agar menyelenggarakan sistem pendidikan menjadi lebih efektif serta menghasilkan lulusan yang lebih bermutu dan relevan dengan kebutuhan pembangunan.[2]
Menurut coombs dalam buku perencanaan pendidikan merumuskan bahwa perencanaan pendidikan adalah suatu penerapan yang rasional dari analisis sistematis proses perkembangan pendidikan dengan tujuan agar pendidikan itu lebih efektif dan efesien sesuai dengan kebutuhan dan tujuan para murid serta masyarakatnya.
Menurut Y. Dor menyebutkan suatu proses persiapan serangkaian keputusan pada masa depan untuk pembangunan ekonomi dan sosial secara menyeluruh dari suatu negara. Jadi secara konsepsional bahwa perencanaan pendidikan sangat ditentukan oleh cara sifat dan proses pengambilan keputusan, sehingga terdapat banyak komponen yang ikut berproses di dalamnya.
Menurut Guruge dalam buku perencanaan pendidikan menjelaskan tentang perncanaan pendidikan adalah proses mempersiapkan kegiatan pada masa depan dalam bidang pembangunan pendidikan sebagai tugas dari perencanaan pendidikan.
Menurut C.E. Beeby dama buku perencaan pendidkan mendefinisikan perencanaan pendidikan adalah kegiatan memandang ke depan dalam menentukan kebijaksanaan, prioritas, biaya, dan sistem pendidikan yang diarahkan pada kenyataan ekonomi dan politis, untuk mengembangkan sistem itu sendiri dan untuk kebutuhan negara serta murid-murid.
Afifudin  menarik kesimpulan dari berbagai pakar di atas bahwa perencanaan termasuk perencanaan pendidikan. Bukan hanya pola dasar, melainkan juga merupakan petunjuk dalam pengambilan keputusan tentang cara mencapai tujuan itu. Oleh karena itu, perencanaan pendidikan tidak terhenti pada saat tersusunnya dan disetujuinya rencana itu oleh mengambil keputusan, tetapi ertat hubungannya dengan saat implementasinya.[3]
B.     DINAMIKA PERKEMBANGAN MASYARAKAT
Dalam sejarah perkemabangan masyarakat mengalami suatu proses yang panjang yakni melalui “belajar”, “pendidikan” , dan “pengalaman” tersendiri berdasarkan zamannya. Mereka mungkin tidak bersekolah secara”formal” disekolah, tetapi mereka belajar melalui pengalaman. Proses belajar dan pendidikan yang dialami mereka dalam zaman yang berbeda tersebut telah menjadikan manusia mampu memenuhi kebutuhan. Menjalani kehidupan hingga memasuki zaman peradaban seperti sekarang ini.
Antara pendidikan dan perkembangan masyarakat tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Kemajuan suatu masyarakat dan suatu bangsa sangat ditentukan pembangunan  sektor pendidikan  dalam penyiapan sumber daya manusia (SDM) yang sesuai dengan perkembangan zaman. Sumber daya manusia bangsa indonesia ke depan tidak terlepas dari fungsi pendidikan nasional. Dalam pasal 3 undang-undang Replublik Indonesia Nomer 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem Pendidikan Nasional dikatakan:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Program pendidikan didasarkan kepada tujuan umum pengajaran yang diturunkan dari tiga sumber: masyarakat, siswa, dan bidang  studi. Yang diturunkan dari masyarakat mencakup konsep luas seperti membentuk manusia, menjadikan masnuia pembangunan, manusia berkepribadian, manusia bertanggung jawab, dan sebagainya. Tujuan umum ini menyangkut pertimbangan filsafat dan etika yang diturunkan dari harapan masyarakat, seperti apa yang tercantum dalam falsafah bangsa, tujuan pendidikan nasional, sifat lembaga pendidikan, nilai-nilai kegamaan, idiologi, dan sebagainya.
Tujuan pendidikan, sebagaimana yang diungkapkan oleh A. Tresna Sastrawijaya, adalah mencakup kesiapan jabatan, ketrampilan memecahkan masalah, penggunaan waktu senggang secara membangun, dan sebagainya karena tiap siswa/anak mempunyai harapan yang berbeda. Sementara itu, tujuan pendidikan berkaitan dengan bidang studi dapat dinyatakan lebih spesifik. Misalnya dalam pelajaran bahasa untuk mengembangkan kemampuan komunikasi secara mahir secara lesan dan tulisan. Tujuan pendidikan secara umum seperti ini menyangkut kemampuan luas yang akan membantu siswa untuk berpartisipasi dalam masyarakat.
S. Nasution menyatakan bahwa pada dasarnya setiap sekolah mendidik anak agar menjadi anggota masyarakat yang berguna. Namun, pendidikan di sekolah sering kurang relevan dengan kehidupan masyarakat. Kurikulum kebanyakan berpusat pada bidang studi yang tersusun secara logis dan sistematis yang tidak nyata hubungannya dengan kehidupan sehari-hari anak didik. Apa yang dipelajari anak didik tampaknya hanya memenuhi kebutuhan sekolah untuk ujian, bukan untuk membantu totalitas anak didik agar hidup lebih efektif dalam masyarakat.[4]
Sekolah juga banyak menggunakan masyarakat sebagai sumber pelajaran memberikan kesempatan luas dalam mengenal kehidupan masyarakat. Diharapakan agar anak didik dapat menyesuaikan diri dengan perkembangn masyarakat, lebih mengenal lingkungan sosial, dapat berinteraksi dengan orang lain dengan latar belakang rumah tangga yang berbeda, seperti: sosial-ekonomi, agama, budaya, dan etnis. Apa yang dipelajari di sekolah hendaknya berguna bagi kehidupan anak di masyarakat dan didasarkan atas masalah masalah masyarakat. Anak diharapkan pula lebih serasi dipersiapkan sebagai warga masyarakat.
Pendidikan memegang peran penting dalam membentuk dan menciptakan masyarakat sesuai dengan yang diharapkan. Dengan adanya pendidikan, apa yag dicita-citakan masyarakat dapat diwujudkan melalui anak didik sebagai generasi masa depan. Salah satu peranan pendidikan dalam masyarakat adalah dalam fungsi sosial, yakni sekolah merupakan salah satu sarana pendidikan yang diharapakan masyarakat.
Sekolah dalam menanamkan nilai-nilai dan totalitas terhadap tatanan tradisional masyarakat berfungsi sebagai lembaga pelayanan sekolah untuk melakukan mekanisme kontrol sosial. Bertalian dengan proses konservasi nilai-nilai budaya daerah ini memiliki fungsi yakni sekolah sekolah digunakan sebagai salah satu lembaga masyarakat untuk mempertahankan nilai-nilai tradisional dari suatu masyarakat.[5]
C.    HUBUNGAN PERENCANAAN PENDIDIKAN DENGAN ASPEK SOSIAL-KEMASYARAKATAN
Ada hubungan yang signifikan antara perencanaan pendidikan dan berbagai aspek kehidupan, seperti: sosial, demografi, politik, dan ekonomi. Hal itu karena lembaga pendidikan adalah suatu sistem yang berhubungan dengan sistem lainnya.
Tanpa kerja sama dengan masyarakat, lembaga pendidikan kehilangan sebagai fungsinya. Lembaga pendidikan tidak lagi berfungsi sebagai penerang dan pembaharu masyarakat. Akibatnya, masyarakat tidak lagi memberi dukungan moral dan materil kepada lembaga pendidikan, dan ini berarti masyarakat kurang menghiraukan perkembangan putra putrinya. Hal tersebut pada akhirnya dapat merugikan kedua belah pihak. Oleh sebab itu, hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat perlu ditingkatkan.
Menurut Zakiyah Daradjat, masyarakat adalah sekumpulan Individu dan kelompok yang diikat oleh kesatuan negara, kebudayaan, dan agama. Setiap masyarakat memiliki cita-cita, peraturan, dan sistem kekuasaan tertentu. Sehigga apa pun yang berhubungan dengan masyarakat (sosial), ia akan saling memberikan pengaruh termasuk dalam pendidikan.
Kotler merumuskan proses hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat sebagai berikut:
1.      Mengidentifiksai manusia-manusia kunci di masyarakat
2.      Perhatian, angan-angan, dan pikiran mereka terhadap lembaga pendidikan dengan kontak-kontak secara kebetulan,
3.      Perumusan tujuan hubungan lembaga dengan masyarakat yang tepat dengan angan-angan dan pikiran mereka,
4.      Nilai efektivitas biaya program,
5.      Pengimplementasian dan nilai hasilnya.
Proses antar hubungan seperti ini ditunjukan untuk membuat progam tertentu yang sudah nyata dalam waktu yang telah ditentukan. Misalanya program latihan keterampilan tertentu bagi anak-anak putus sekolah, program pembinaan pendidikan keluarga, program pemanfaatan masyarakat sebagai lingkungan belajar lembaga pendidikan dan sebagainya.
      Dalam tulisan Made pidarta, bentuk antar hubungan dapat dilaksanakan sebagai berikut:
1.       Rencanakan hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat dan monitor hubungan itu dilakukan oleh semua tim. Tim tersebut hendaklah terdiri dari wakil-wakil pengajar, orang tua, dan siswa/mahasiswa.
2.      Motivasi personalia sekolah berpartisipasi untuk mewujudkan kemajuan bagi para siswa/mahasiswa. Adakan pertemuan-pertemuan dengan para personalia itu dan ajak mereka berpartisipasi dan bergotong royong melaksanakan tugas bersama.
3.      Motivasi para orang tua/masyarakat untuk berpartisipasi dalam program hubungan dengan lembaga pendidikan dan menyarankan kepada mereka untuk ikut mengambil keputusan.
4.      Melibatkan para orang tua dalam perencanaan pendidikan putra-putri mereka dalam memonitor kemajuan putra-putri mereka.
5.      Melibatkan para orang tua dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan kelakuan baik di rumah maupun dalam lembaga. Misalnya: kenakalan remaja, malas belajar, dan narkotika/minuman keras.
6.      Beri dorongan kepada orang tua agar ikut mendidik putra-putri mereka, seperti: belajar, masuk sekolah, berperiau yang baik dan sebagainya.
7.      Melaporkan kemajuan siswa/mahasiswa kepada orang tua secara teratur dan bermakna.
Bentuk komunikasi antara lembaga pendidikan dan masyarakat bersifat saling melengkapi. Lembaga pendidikan tidak bersaing dengan masyarakat untuk memperlihatkan kepentingannya dan tidak pula bermaksud mengontrol dengan ilmu dan pengetahuannya yang berlimpah. Sebaliknya, masyarakat pun mengontrol pendidikan dengan anggapan lembaga pendidikan menyembunyikan sesuatu.
Hubungan yang baik antara lembaga pendidikan dengan masyarakat didasarkan dengan komunikasi yang lancar, yang membawa peluang yang besar kepada para perencana untuk melaksanakan perannya. Suatu perencanaan yang dikerjakan bersama antara lembaga pendidikan dengan orangtua siswa serta tokoh-tokoh masyarakat lainnya yang berminat terhadap pendidikan.[6]
  









BAB III
PENUTUP
A.   KESIMPULAN
Perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan jalan dan sumber yang di perlukan untuk mencapai tujuan itu seefesien mungkin. Sedangkan, perencanaan pendidikan adalah keputusan yang diambil untuk melakukan tindakan selama waktu tertentu (sesuai jangka waktu perencanaan) agar menyelenggarakan sistem pendidikan menjadi lebih efektif serta menghasilkan lulusan yang lebih bermutu dan relevan dengan kebutuhan pembangunan.
pendidikan dan perkembangan masyarakat tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Kemajuan suatu masyarakat dan suatu bangsa sangat ditentukan pembangunan  sektor pendidikan  dalam penyiapan sumber daya manusia (SDM) yang sesuai dengan perkembangan zaman.
B.   SARAN
Dari penjelasan kami di atas kami menyadari masih banyak hal yang belum terselesaikan dalam makalah ini. Kami menyadari akan keterbatasan dan kekurangan baik dalam penulisan, pemahaman, dan sumber rujukan. Oleh karena itu, kami berharap semoga hal-hal yang belum terselesaikan dalam makalah ini dapat diselesaikan oleh pemakalah lain dan kami membuka kritik dan saran yang sifatnya membangun.








DAFTAR PUSTAKA
Ustman, A. H. Khahar dan Nadhirin. Perencanaan Pendidikan. Buku Daros. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Kudus. 2008.
Sarbini dan Neneng Lina. Perencanaan pendidikan. CV Pustaka Setia. Bandung. 2011
Idi, H. Abdullah. Sosiologi Pendidikan. PT. RajaGrafindo Persada. Depok. 2013


[1] A.H. Khahar Ustman dan Nadhirin, Perencanaan Pendidikan, Buku Daros, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Kudus, 2008, hlm.1
[2] Ibid., hlm. 2
[3] Sarbini dan Neneng Lina, Perencanaan pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, Cetakan 1, 2011, hlm. 28
[4] H. Abdullah Idi, Sosiologi Pendidikan, PT. RajaGrafindo Persada, Depok, cetakan ke 3, 2013, hlm. 59-61
[5] Ibid., hlm. 69
[6] Sarbini dan Neneng Lina, Op. Cit., hlm. 199-202

0 komentar: