Senin, 28 Maret 2016

PENGERTIAN SEJARAH FUNGSI TUJUAN DAN ASAS DALAM BIMBINGAN KONSELING



BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Kebutuhan akan bimbingan dan konseling sangat dipengaruhi oleh factor filosofis, psikologis, social budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi, demokratisasi dalam pendidikan serta perluasan program pendidikan.
            Kemajuan berpikir dan kesadaran manusia akan diri dan dunianya, telah mendorong terjadinya globalisasi. Situasi global membuat kehidupan semakin kompetitif dan membuka peluang bagi manusia untuk mencapai status dan tingkat kehidupan yang lebih baik. Dengan adanya kondisi global akan mengakibatkan dampak positif dan negative. Untuk mengatasi masalah tersebut peru dipersiapkan insan dan sumber daya manusia yang bermutu. Untuk menghasilkan manusia yang bermutu maka diperlukanlah bimbingan agar mencapai keseimbangan.
Dalam makalah ini akan kami bahas secara jelas tentangan pengertian, sejarah, fungsi, tujuan, dan asas bimbingan konseling. Dengan ini kami membuat makalah tersebut diharapkan teman-teman dapat memahami isi dari makalah yang kami buat.
B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa Pengertian dan sejarah bimbingan konseling?
2.      Apa Fungsi Bimbingan Konseling ?
3.      Apa Tujuan  Bimbingan Konseling?
4.      Apa Asas Bimbingan Konseling?

C.    TUJUAN MASALAH
1.      Untuk mengetahui pengertian dan sejarah bimbingan konseling
2.      Untuk mengetahui fungsi bimbingan Konseling
3.      Untuk mengetahui tujuan bimbingan konseling.
4.      Untuk mengetahui asas bimbingan konseling.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    PENGERTIAN BIMBINGAN KONSELING
Istilah “bimbingan” merupakan terjemahan  dari kata “Guidance”. Kata “Guidance”. yang kata dasarnya  “Guide” mempunyai beberapa arti:
a.       Menunjukkan jalan
b.      Memimpin
c.       Memberikan petunjuk
d.      Mengatur
e.       Mengarahkan
f.       Memberi nasihat
Istilah “guidance”, juga diterjemahkan dengan arti bantuan atau tuntunan. Ada juga yang menerjemahkan kata “Guidance” dengan arti pertolongan. Berdasarkan arti ini, secara etimologis bimbingan berarti bantuan atau tuntunan; tetapi tidak semua bantuan atau tuntunan yang diberikan kepada seseorang kepada orang lain berarti bimbingan dalam arti bimbingan dan konseling. Seorang guru yang membantu siswanya menjawab soal-soal ujian bukan merupakan suatu bentuk “Bimbingan”. Seorang guru yang memberikan uang untuk membayar uang sekolah siswanya juga bukan merupakan bimbingan. Bantuan yang berarti bimbingan konteksnya sangat psikologis.[1]
Dalam pengertian bimbingan secara terminologi menurut Miller menyatakan bahwa bimbingan merupakan proses bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman diri dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara maksimal kepda sekolah, Keluarga, dan masyarakat.
Selanjutnya Surya menyatakan bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang baik laki-laki maupun perempuan yang mempunyai pribadi baik dan pendidikan yang memadai, kepada seseorang atau individu dari setiap umur untuk membantunya mengembangkan aktivitas-aktivitas hidupnya sendiri, membuat pilihan sendiri, dan memikul bebannya sendiri.[2]
Konseling (Counseling) merupakan bagian integral dari bimbingan. Konseling juga merupakan salah satu tekhnik dalam bimbingan. Konseling merupakan inti dalam bimbingan. Ada yang menyatakan bahwa konseling merupakan konseling merupakan “jantungnya” bimbingan. Sebagai aktivitas inti atau jantungnya bimbingan, praktik bimbingan dapat dianggap belum ada jika tidak dilakukan konseling.
Istilah konseling dulu diterjemahkan dengan “Penyuluhan”. Penerjemahan penyuluhan atas kata konseling ternyata menimbulkan kerancauan dan sering menimbulkan salah persepsi. Dalam praktik pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah, konseling dengan arti penyuluhan tidak dijalankan seperti hanya penyuluhan di dalam dunia pertanian, hukum, dan penyuluhan lainnya; di mana banyak orang dikumpulkan selanjutnya penyuluh memberikan ceramah. Dalam dunia pendidikan (di sekolah), praktik konseling (yang diterjemahkan penyuluhan) dijalankan dalam suasana hubungan yang bersifat individu.
Istilah konseling yang berasal dari bahasa Inggris “counseling” didlam kamus artinya dikaitkan dengan kata “Counsel” yang mempunyai beberapa arti yaitu: nasihat, anjuran, dan pembicaraan. Berdasarkan arti di atas, konseling secara etimologis berarti pemberian nasihat, anjuran, dan pembicaraan dengan bertukar pikiran.[3]
Menurut mortensen menyatakan bahwa konseling merupakan proses hubungan antarpribadi di mana orang yang satu membantu yang lainnya untuk meningkatkan pemahaman dan kecakapan menemukan masalahnya.
Menurut George dan Cristiani, konseling merupakan hubungan yang profesional antara konselor terlatih dengan klien yang bertujuan untuk membantu klien memahami dan belajar mencapai tujuan yang mereka tentukan sendiri.[4]
Berdasarkan uraian bimbingan dan konseling di atas secara terintegrasi dapat dirumuskan arti bimbingan dan konseling sebagai berikut:
Bimbingan dan konseling merupakan proses bantuan yang diberikan oleh pembimbing (konselor) kepada individu (konseli) melalui pertemuan tatap muka atau hubungan timbal balik antara keduanya, supaya konseli mempunyai kemampuan atau kecakapan melihat dan menemukan masalahnya serta mempunyai kemampuan memecahkan masalahnya sendiri. Atau proses pemberian bantuan yang sistematis dari pembimbing (konselor) kepada konseli (siswa) melalui pertemuan tatap muka atau hubungan timbal balik antara keduanya untuk mengungkap masalah konseli sehingga konseli mempunyai kemampuan melihat masalah sendiri, mempunyai kemampuan menerima dirinya sendiri sesuai dengan potensinya, dan mampu memecahkan sendiri masalah yang dihadapinya.[5]
Sejarah tentang perkembangan potensi individu dapat ditelusuri dari masyarakat yunani kuno. Mereka menekankan upaya-upaya untuk mengembangkan dan menguatkan individu melalui pendidikan. Plato dipandang sebagai koselor yunani kuno karena dia menaruh perhatian besar terhadap masalah-masalah pemahaman psikologis individu, seperti menyangkut aspek isu-isu moral, pendidikan, hubungan dalam masyarakat dan teologis.
Menurut Bimo Walgito, bimbingan dan penyuluhan, yang kemudian saat ini lebih dikenal sebagai bimbingan dan konseling, merupakan suatu ilmu yang baru bila dibanding dengan ilmu-ilmu yang lain pada umumnya. Bila kita telusuri, bimbingan dan penyuluhan itu mulai timbul sekitar permulaan abad ke-20. Gerakan ini mula-mula timbul di Amerika, yang dipelopori oleh tokoh-tokoh seperti Frank Parsons, Jesse B. Davis, Eli Wever, John Brewer, dan sebagainya.
Setelah perang dunia kedua, bimbingan dan Konseling ini lebih menampakkan manfaatnya bagi masyarakat. Bimbingan dan Konseling banyak bergerak dalam ketentaraan, terutama untuk mengemabalikan para tentara yang baru datang dari medan pertempuran ke dalam masyarakat.
Uraian mengenai sejarah perkembangan  bimbingan dan konseling ini lebih spesifik diungkap oleh Imron Fauzi. Dia menyatakan bahwa gerakan bimbingan di sekolah mulai berkembang sebagai damapak dari revolusi industri dan keragaman latar belakang, para siswa yang masuk ke sekolah-sekolah negeri. Tahun 1898, Jesse B. Davis, seorang konselor di Detroit, mulai memberikan layanan Konseling, Pendidikan dan pekerjaan di SMA. Pada tahun 1907. Dia memasukkan program bimbingan di sekolah tersebut.[6]

B.     FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING
Diamabil dari buku penataan pendidikan profesional konselor dan layanan bimbingan dan konseling dalam jalur pendidikan formal. Fungsi bimbingan dan konseling diantaranya adalah sebagai berikut: 

1.      Fungsi Pemahaman
Yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (Konseli) dan lingkungan (pendidikan, pekerjaan, dan agama).   
2.      Fungsi Fasilitasi
Memberikan kemudahan kepada konseli mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan seimbang seluruh aspek dalam diri konseli.
3.      Fungsi Penyesuaian
Yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli agar dapat menyesuaiakan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.
4.      Fungsi Penyaluran
Yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli memilih kegiatan ekstrakulikuler, jurusan, atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian yang lainnya. Dalam melakasanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya didalammaupun di luar lembaga pendidikan.
5.      Fungsi Adaptasi
Yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan kepala sekolah/kepala penyelenggara, konselor, dan tutor untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan konseli.
6.      Fungsi Pencegahan (Preventif)
Yaitu fungsi yang diberikan dengan upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli.


7.      Fungsi Perbaikan
Yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berpikir, berperasaan, dan bertindak (berkehendak).
8.      Fungsi Penyembuhan
Yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuartif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek sosial-pribadi, belajar, dan karir.
9.      Fungsi Pemeliharaan
Yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercapai dalam dirinya.
10.  Fungsi Pengembangan
Yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan konseli.[7]
C.    TUJUAN BIMBINGAN DAN KONSELING
1.      Tujuan Umum
Tujuan umum dari layanan bimbingan dan konseling adalah sesuai dengan tujuan pendidikan, sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) tahun 1989 (UU No. 2/1989), yaitu terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya yang cerdas, beriman, dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan Jasmani dan rohani, Kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Sesuai dengan pengertian bimbingan dan konseling sebagai suatu upaya membentuk perkembangan kepribadian siswa secara optimal, maka secara umum layanan bimbingan dan konseling di SLTP dan SMU haruslah dikaitkan dengan perkembangan sumber daya manusia. Dalam rangka menjawab tantangan kehidupan masa depan, yaitu adanya relevansi Program pendidikan dengan tuntutan dunia kerja atau adanya kaitan dan padanan, maka secara umum layanan bimbingan dan konseling adalah membantu siswa mengenal bakat, minat, dan kemapuannya, serta memilih, dan menyesuaiakan diri dengan kesempatan pendidikan untuk merencanakan karir yang sesuai dengan tuntunan dunia kerja.
2.      Tujuan Khusus
Secara khusus layanan bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu siswa agar dapat mencapai dan tujuan-tujuan perkembangan meliputi aspek pribadi-sosial, belajar, dan karir. Bimbingan pribadi sosial dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas perkembangan pribadi-sosial dalam mewujudkan pribadi yang takwa, mandiri, dan bertanggung jawab bimbingan belajar dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas perkembangan pendidikan. Bimbingan karir dimaksudkan untuk mewujudkan pribadi pekerja yang produktif.[8]
D.    ASAS-ASAS BIMBINGAN KONSELING
Dalam kamus bahasa Indonesia asas berarti “dasar”. Tetapi asas dalam Pengertian disini adalah bukan dasar tapi “rukun”. Jadi asas bimbingan dan konseling berarti rukun yang harus dipegang teguh dan dikuasai oleh seorang guru pembimbing atau konselor dalam menjalankan pelayanan atau kegiatan bimbingan dan konseling.


1.      Asas Kerahasiaan
Segala sesuatu yang dibicarakan klien kepada konselor tidak boleh disampaikan kepada orang lain, atau lebih-lebih hal atau keterangan yang tidak boleh atau tidak layak diketahui orang lain.
2.      Asas Kesukarelaan
Proses bimbingan dan konseling harus berlangsung atas dasar kesukarelaan, baik dari pihak si terbimbing atau klien maupun dari pihak konselor.
3.      Asas Keterbukaan
Dalam pelaksanaan bimbingan konseling sangat diperlukan suasana keterbukaan, baik keterbukaan dari konselor maupun keterbukaan dari klien.
4.      Asas Kekinian
Masalah individu yang ditanggulangi ialah masalah-masalah yang sedang dirasakan bukan masalah yang sudah lampau, dan juga bukan masalah yang mungkin akan dialami dimasa yang akan datang. Apabila ada itu hanyalah merupakan latar belakang dari masalah yang dihadapi sekarang sehingga masalah yang sedang dialami dapat terselesaikan.
5.      Asas Kemandirian
Pelayanan bimbingan dan konseling bertujuan menjadikan si terbimbing  dapat berdiri sendiri, tidak tergantung kepada orang lain atau tergantung pada konselor.
6.      Asas Kegiatan
Usaha bimbingan dan konseling tidak akan memberikan buah yang berarti bila klien tidak melakukan sendiri kegiatan dalam mencapai tujuan bimbingan dan konseling.
7.      Asas Kedinamisan
Usaha pelayanan bimbingan dan konseling menghendaki terjadinya perubahan pada diri klien, yaitu perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik.
8.      Asas Keterpaduan
Pelayanan bimbingan dan konseling berusaha memadukan sebagai aspek kepribadian Klien. Sebagaimana diketahui individu memiliki berbagai aspek kepribadian yang kalau keadaanya tidak seimbang, serasi dan terpadu justru akan menimbulkan masalah.
9.      Asas Kenormatifan
Usaha bimbingan dan konseling tidak boleh bertentangan dengan norma-norma yang berlaku, baik ditinjau dari norma agama, norma adat, norma hukum, maupun kebiasaan sehari-hari.
10.  Asas Keahlian
Usaha bimbingan konseling perlu dilakukan asas keahlian secara teratur dan sistematik dengan menggunakan prosedur, tekhnik dan alat (instrumentasi bimbingan dan konseling) yang memadai. Untuk itu para konselor perlu mendapat latihan secukupnya, sehingga denga itu akan dapat dicapai keberhasilan usaha pemberian layanan.
11.  Asas Alih Tangan
Dalam pemberian layanan bimbingan dan konseling, asas alih tangan jika konselor sudah mengarahkan segenap kemampuannya untuk membantu individu, namun individu yang bersangkutan belum dapat terbantu sebagaiamana yang diharapkan, maka konselor dapat mengirim individu tersebut kepada petugas atau badan yang lebih ahli.[9]
12.  Asas Tutwuri Handayani
Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar layanan secara keseluruhan dapat menciptakan suasana yang mengayomi, mengembangkan ketauladanan, memberikan rangsangan dan dorongan, serta kesempatan yang seluas-luasnya kepada peserta didik untuk maju.

BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Bimbingan dan konseling merupakan proses pemberian bantuan yang sistematis dari pembimbing (konselor) kepada konseli (siswa) melalui pertemuan tatap muka atau hubungan timbal balik antara keduanya untuk mengungkap masalah konseli sehingga konseli mempunyai kemampuan melihat masalah sendiri, mempunyai kemampuan menerima dirinya sendiri sesuai dengan potensinya, dan mampu memecahkan sendiri masalah yang dihadapinya.
Fungsi bimbingan dan konseling diantaranya :


1.      Fungsi pemahaman
2.      Fungsi Fasilitasi
3.      Fungsi Penyesuaian
4.      Fungsi Penyaluran
5.      Fungsi Adaptasi
6.      Fungsi Pencegahan
7.      Fungsi Perbaikan
8.      Fungsi Penyembuhan
9.      Fungsi Pemeliharaan
10.  Fungsi Pengembangan


Asas-asas bimbingan dan Konseling diantaranya :


1.      Asas kerahasiaan
2.      Asas Kesukarelaan
3.      Asas Keterbukaan
4.      Asas Kegiatan
5.      Asas Kemandirian
6.      Asas Kekinian
7.      Asas Kedinamisan
8.      Asas Keterpaduan
9.       Asas Kenormatifan
10.   Asas Keahlian
11.   Asas Alih Tangan
12.   Asas Tutwuri Handayani


B.     SARAN
Dari penjelasan kami di atas kami menyadari masih banyak hal yang belum terselesaikan dalam makalah ini. Kami menyadari akan keterbatasan dan kekurangan baik dalam penulisan, pemahaman, dan sumber rujukan. Oleh karena itu, kami berharap semoga hal-hal yang belum terselesaikan dalam makalah ini dapat diselesaikan oleh pemakalah lain dan kami membuka kritik dan saran yang sifatnya membangun.
DAFTAR PUSTAKA
Priyatno dan Erman Anti. 1999. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling.                            Jakarta. Rineka Cipta
Salahudin, Anas. 2010. Bimbingan dan Konseling. Bandung. Bandung.                              Pustaka Setia
Sutirna. 2013. Bimbingan dan konseling. Yogyakarta. Andi Offset
Tohirin. 2013. Bimbingan dan Koseling di Sekolah dan Madrasah.                                      Jakarta. RajaGrafindo Persada
Ketut Sukardi, Dewa. 2000. Pengantar pelaksanaan Program Bimbingan                          dan Konseling. Jakarta. Rineka cipta


[1] Tohirin, Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dan Madrasah, RajaGrafindo persada, Jakarta, 2013, hlm. 16
[2] Ibid., hlm. 17
[3] Ibid., hlm. 20-21
[4] Ibid., hlm. 22-23
[5] Ibid., hlm. 25-26
[6] Anas Salahudin, Bimbingan dan Konseling, Pustaka Setia, Bandung, 2010, hlm. 27-29
[7] Sutirna, Bimbingan dan Konseling, Andi Offset, Yogyakarta, 2013, hlm. 21-24
[8] Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan Dan Konseling, Rineka Cipta, Jakarta, 2000, hlm, 28-29
[9] Priyatno dan Erman Anti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, Rineka Cipta, Jakarta, 1999, 115-120

1 komentar:

xenadiana mengatakan...

Gabung sekarang di Situs Anapoker, Dan dapatkan bonus Chips Untuk setiap New member baru yang mendaftarkan Diri anda..

FREEBET DAN FREECHIP DARI Anapoker KHUSUS MEMBER BARU BONUS DEPOSIT SEBESAR 10%

Contact Anapoker Sekarang juga
Whatsapp : 0852 2255 5128
Line ID : agenS1288
Telegram : agenS128

Promo Bonus Untuk Member Baru AgenS128, Casino IDNLive :
Freebet Casino Online

sbobet alternatif

Freebet Casino Online Terbaru IDN Live

link sbobet

sabung ayam online

adu ayam

casino online

sabung ayam bangkok

ayam laga birma

poker deposit pulsa

deposit pulsa poker

deposit pulsa

deposit pulsa

deposit pulsa